Agustus 16, 2010

Why Men Marry Bitches?

 Aku lagi suka banget sama 1 buku-karangannya Sherry Argov. Buku ini merevolusi total pandangan perempuan mengenai komitmen. Dengan gaya penulisan yang blak-bkalan dan humoris, Sherry akan menjelaskan mengapa bersikap supermanis ternyata tidak membuat laki-laki berpikir mengenai pernikahan. Berdasarkan hasil wawancara dengan laki-laki, buku ini akan membocorkan 'rahasia besar' yang selama ini luput dari perhatian. Contohnya aja nih ya : Bagaimana cara laki-laki memanipulasi hubungan supaya tetap terkesan santai dan tanpa masa depan yang jelas? Apa saja trik laki-laki sehingga perempuan seringkali menjadi pihak yang terlalu emosional dalam suatu hubungan? Bagaimana meyakinkan pasangan bahwa menikah adalah idenya? Dan yang terakhir nih, Bagaimana membuat laki-laki berlutut dan bertanya, 'Maukah menikah denganku?' tanpa diteror rengekan 'Kapan nikah?' lebih dulu.

Kayaknya setiap orang pernah mendengar cerita tentang sang pangeran keren yang akhirnya menikahi gadis kota biasa. Atau tentang eligible bachelor, laki-laki superkeren-hubby material-yang bisa ngedapetin gadis mana pun yang dia suka, tapi ternyata malah jatuh cinta sama gadis biasa yang agak-agak menyebalkan orangnya. Dan hebatnya lagi, di hari pernikahan mereka, laki-laki itu merasa jadi cowok paling beruntung di dunia sementara seantero keluarganya (dan mungkin juga kamu) bertanya-tanya dalam hati, 'Kok mau sih sama perempuan itu?'. Dan yang selanjutnya terjadi adalah munculnya sejumlah spekulasi di dalam kepala setiap orang: 'Apa karena dia jago masak ya? Atau karena seksnya? Jangan-jangan cewek itu nge-brain wash dia... pakai pelet? Dukun? Apa sih hebatnya cewek itu?' Semua orang mendadak gemas kepingin menarik sang mempelai pria sebentar dan bertanya langsung (atau sambil menampar mukanya dengan harapan bisa mengembalikan kesadarannya), 'Kenapa sih kok kamu mau nikah sama si jualang itu?' *tambah u saking gemasnya*


Why Men Marry Bitches(WMMB) bukan buku tentang panduan mencari suami, loh. Bukan juga jenis buku yang bakal bilang, kesempurnaan itu hanya terjadi jika kamu ketemu dengan belahan jiwamu. Malah sebaliknya, buku ini bakalan menantang nilai-nilai ortodok dan konvensional, ngeluasin wawasanmu tentang gimana sih beberapa hubungan malah stuck, nggak maju-maju. Kamu juga bisa tahu rahasia para cowok dalam memilih pasangan hidup mereka. Waktu penulisnya pakai istilah 'bitch', perempuan yang dideskripsikan sama sekali bukan perempuan yang rese, kejam, atau jalang. Penulis memakai terminologi 'bitch' sebagai istilah lucu-lucuan aja. Seperti bilang 'bitch' tapi dengan simbol :p. Istilah satirikal yang sengaja dipakai untuk nggak ditanggapi terlalu serius. 'Bitch' dipakai untuk menggambarkan perempuan kuat yang punya kepribadian sendiri dan merasa nyaman dan secure tentang siapa dirinya. Perempuan yang dengan senang hati memberi pasangannya cukup ruang karena dia mencintai dan menyukai dirinya sendiri apa adanya. Perempuan yang punya batasan tegas tentang hal-hal yang bisa dia terima dan mana yang sama sekali nggak bisa ditolerir. Perempuan yang bakalan mundur menjauh begitu melihat sedikit saja tanda-tanda perlakuan tidak respek. Tapi, di sisi lain, justru hal itulah yang membuat dia jadi jauh lebih menarik di mata para lelaki. Perempuan yang seperti itu tuh yang jadi istri idaman para lelaki.



Bab-bab dalam buku ini bakal ngajarin betapa mendedikasikan diri pada pasangan demi menunjukkan betapa kamu sangat menyayanginya malah justru akan membuat pasangan berpikir dan memutuskan bahwa kamu kurang menantang dan menarik untuk dikejar. Menghambakan diri nggak akan membuat kamu mendapatkan cinta dan perhatian yang kamu harapkan. Tapi justru dengan mempunyai kehidupan dan tujuan-tujuan kamu sendiri serta kemandirianlah yang akan membuat kamu mendapatkan itu semua.


 Jadi mulai sekarang copot deh kacamata romantis kamu dan lempar ke luar jendela. Sudah waktunya kamu mempertanyakan apakah cowokmu itu sudah cukup pantas buatmu. Kamu akan mendapatkan faktor X spesial itu supaya kamu merasa selalu pegang kendali. Dan, kamu juga akan belajar bagaimana membuat pasangan berpikir bahwa kamu sangat istimewa sehingga dia nggak bisa hidup tanpa kamu. A girl-to-a girl talk, nih! Dan sekedar peringatan aja: buku ini nggak akan memanjakan sifat kekanak-kanakan kamu.

0 comments:

Posting Komentar

Share some love, leave a comment!